MITOS DAN FAKTA SEPUTAR IMUNISASI

Imunisasi

Ditulis Oleh : Clariza Orivia Ghaisani, S. I. Kom


artikel image

Imunisasi merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Bahkan faktanya imunisasi dapat menyelamatkan jutaan nyawa per tahun. Hal in didukung dengan data yang dipaparkan Unicef Indonesia (2020), antara tahun 1990 – 2015 angka kematian anak di Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya menurun 64%.
Meskipun imunisasi sudah terbukti efektivitasnya namun masih banyak rumor yang berkembang tentang dampak negatif imunisasi. Oleh karenanya artikel ini akan memaparkan dan mengklarifikasi beberapa rumor imunisasi yang beredar di masyarakat, diantaranya:
  1. Anak selalu demam setelah imunisasi
Mitos. Demam merupakan reaksi pertahanan tubuh yang dapat muncul setelah imunisasi. Namun hal tersebut bergantung pada kondisi tubuh. Jika terjadi demam ringan maka imunisasi yang dilakukan berkerja sesuai harapan.
  1. Imunisasi menyebabkan autisme
Mitos. Vaksin yang akan disuntikkan sudah melalui berbagai tahapan kelayakan seperti telah mendapat rekomendasi dari NITAG, lulus prakualifikasi WHO, dan lulus uji BPOM. Sampai saat ini belum terdapat bukti yang menunjukkan kaitan vaksin jenis apapun dengan autisme.
  1. ASI dapat menggantikan imunisasi
Mitos. Faktanya ASI dan imunisasi saling bersinergi dalam membangun kekebalan tubuh. Pemberian ASI eksklusif dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit secara umum. Namun perlindungan penyakit secara spesifik harus dilakukan dengan pemberian vaksin.
  1. Suntikan ganda aman untuk anak
Fakta. Namun suntikan ganda harus diberikan dengan persetujuan dokter. Menerima suntikan lebih dari satu kali mungkin tidak terasa nyaman, akan tetapi jika diperlukan hal ini akan baik untuk kesehatan anak.



Source :
Mitos atau Fakta? 7 Pernyataan Umum tetang imunisasi (https://www.unicef.org/indonesia/id/cerita/mitos-atau-fakta-tentang-imunisasi?gclid=CjwKCAjwg5uZBhATEiwAhhRLHjH1x5EYsGV71g814aXicHuKz77vnW5xBCRzbT2UWnQQGSfKn3E0fhoCT34QAvD_BwE)